PEDOMAN
I. 7 (TUJUH) TINGKATAN ADOK DAN PETUTUKHAN
II.ADOK SULTAN PANGERAN DALOM
(SPD)
1.PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN SULTAN
Sultan (bahasa Arab: سلطان, sulṭān) adalah gelar dalam dunia Muslim yang digunakan untuk merujuk berbagai kedudukan yang beragam dalam sepanjang sejarah penggunaannya. Namun seringnya, sultan digunakan untuk mengacu pada kepala monarki Muslim yang berkuasa atas sebuah negara Islam.
Di masa modern, gelar sultan kerap disamakan dengan khalifah, meskipun terdapat beberapa perbedaan mendasar atas kedua gelar ini. Khalifah merupakan gelar untuk pemimpin seluruh umat Islam (terlepas sebagai pemimpin secara hierarkis atau sekadar simbolis), sementara sultan adalah penguasa dari sebuah negara Muslim, sehingga dia bukanlah pemimpin umat Muslim yang berada di wilayah kekuasaannya. Kedua gelar ini kerap disamakan, sangat mungkin lantaran penguasa Utsmani menyandang gelar khalifah dan sultan secara bersamaan selama sekitar empat abad, mengaburkan batas peran dari kedua kedudukan tersebut.
Sultan juga kerap disamakan dengan raja (ملك, malik). Meski sama-sama merujuk kepada kepala monarki, sultan memiliki konotasi agama Islam di dalamnya sehingga tidak sepenuhnya dapat disamakan. Dalam penggunaannya di dunia internasional, biasanya sultan tidak diterjemahkan menjadi 'raja' dalam berbagai bahasa setempat, tetapi diserap apa-adanya.
Meski kerap diidentikan dengan seorang laki-laki yang menjadi kepala monarki Muslim di suatu negara Muslim, sultan juga pernah secara resmi digunakan oleh wanita yang menjadi kepala monarki Muslim, meski secara bahasa, sultan memiliki bentuk wanita, yakni sultanah. Di Kesultanan Utsmani, sultan juga digunakan tidak hanya untuk kepala negara saja, tetapi juga kerabatnya, dengan laki-laki menyandang gelar tersebut di depan nama dan perempuan dibelakang nama.
Pada awalnya, sultan merupakan kata benda yang berarti "kekuatan", "kewenangan", atau "kepemimpinan", diturunkan dari kata kerja sulṭah (سلطة) yang bermakna "wewenang" atau "kuasa". Wilayah kekuasaan sultan disebut kesultanan (سلطنة, salṭanah). Dalam bahasa Ibrani, shilton atau shaltan (bahasa Ibrani: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".
Bentuk wanita dari gelar sultan adalah sultanah dan dapat digunakan untuk merujuk pada sultan wanita atau istri dari sultan pria.
Gelar sultan pertama kali diberikan oleh Khalifah Al-Mu'tashim (berkuasa 833 – 842) dari Dinasti Abbasiyah kepada seorang panglima muslim turki bernama Asynas at-Turki. Sebagai sultan, Asynas at-Turki mempunyai kekuasaan yang besar, tetapi ia tetap berada di bawah dan tunduk kepada Khalifah al-Mu'tashim.
Dalam periode ini, sultan berperan selayaknya seorang amir, yakni setara dengan gubernur dan khalifah menjadi kepala negara dan pemerintahan dari sebuah kekaisaran besar. Pada keberjalanannya, kekuatan politik khalifah makin menyusut dan sultan secara de facto menjadi independen. Meski demikian, para sultan ini masih mengakui ketundukan kepada khalifah secara simbolis.
Setelah Baghdad hancur oleh serangan Mongol pada 1258, kekuatan politik khalifah lenyap sehingga khalifah setelah ini hanya berperan sebagai pemimpin umat Islam sepenuhnya simbolis, dan lebih dalam konteks keagamaan daripada pemerintahan seperti periode sebelumnya. Dengan keadaan demikian, tiap sultan menjadi pemimpin tertinggi di wilayah kekuasaannya masing-masing secara resmi. Dengan demikian, sultan dapat disetarakan dengan raja atau kaisar. Keadaan ini tetap berlangsung setelah kekhalifahan dibubarkan pada 1924.
Saat ini, negara berdaulat yang kepala negaranya menyandang gelar sultan adalah Oman dan Brunei Darussalam.
2.PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN PANGERAN
Pangeran berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti pelindung. Hal ini berasal dari keyakinan Dewanata bahwa para bangsawan adalah titisan Tuhan Yang Maha Melindungi yang turun ke bumi. Ungkapan "pangeran" berasal dari kata ngher, yang bermakna melindungi.
Dalam bahasa Indonesia, gelar pangeran lebih identik dengan gelar bagi keturunan laki-laki dari penguasa monarki. Seorang pangeran memiliki tugas yang berbeda-beda di tiap negara dan kebudayaan.
Pada masa Kekaisaran Tiongkok, kedudukan para pangeran disetarakan dengan para pejabat istana. Di Korea pada masa Dinasti Joseon, hanya putra mahkota yang diperkenankan tinggal di istana kerajaan sampai dewasa, sedangkan pangeran yang lain akan hidup di luar istana setelah menikah.
PANGERAN DI EROPA
Di Eropa, monarki dipimpin oleh PANGERAN seperti Monako, Liechtenstein, dan Andorra. Meskipun ketiganya adalah negara berdaulat, tetapi sesuai tingkatan kebangsawanan Eropa,
Meskipun sama-sama keturunan penguasa monarki, tetapi para putri memiliki tugas yang berbeda. Biasanya putri tidak diberikan kekuasaan untuk memimpin sebagai adipati sebagaimana para pangeran, kecuali dalam beberapa monarki seperti di Majapahit. Di banyak kebudayaan, tugas utama putri biasanya terkait pernikahan mereka. Melalui pernikahan antar dinasti, diharapkan terjadi jalinan persahabatan antar kerajaan dan kekaisaran. Para permaisuri dari raja dan kaisar Eropa banyak yang merupakan putri dari negara lain. Katherine dari Aragon yang merupakan istri Henry VIII, di Kerajaan Inggris, adalah putri Spanyol. Marie Antoinette yang merupakan istri Louis XVI, Kerajaan Prancis, awalnya adalah putri dari Kekaisaran Romawi Suci. Dalam beberapa kasus, pernikahan antar dinasti juga akan mengantarkan kepada penyatuan dua kerajaan pada masa mendatang. Hal ini memungkinkan bila sang putri adalah pewaris dari kerajaan tersebut. Hal ini terjadi pada pernikahan Putri Isabel, pewaris takhta Kastilia dan Leon, dengan Pangeran Fernando, putra mahkota Kerajaan Aragon, yang pada keberjalanannya akan menjadi penyatuan Spanyol.
· Sebagian besar gelar dalam bahasa-bahasa di Eropa untuk pangeran berakar dari bahasa Latin "princeps" yang bermakna "kepala" dan "orang pertama". Gelar ini kemudian diturunkan ke dalam berbagai bahasa di Eropa.
o Prince dalam bahasa Inggris. Dapat digunakan untuk merujuk kepada keturunan penguasa atau gelar bagi penguasa itu sendiri yang kedudukannya di bawah raja. Bentuk wanitanya adalah princess.
o Prinz dalam bahasa Jerman. Digunakan untuk merujuk kepada keturunan penguasa. Bentuk wanitanya adalah prinzessin. Sedangkan pangeran dalam artian penguasa monarki yang berada di bawah raja adalah fürst (bentuk wanitanya fürstin).
· Infante, gelar bagi pangeran di kerajaan-kerajaan semenanjung Iberia. Bentuk wanitanya adalah infanta.
· Tsarevich, gelar bagi putra tsar. Untuk putri tsar dan istri tsarevich bergelar tsarevna.
3.PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN DALOM
DALOM adalah gelar bagi keturunan laki-laki (utamanya anak laki-laki) di sekala Bekhak khususnya dan Lampung umumnya
Dalom merupakan gelar adok dalam adat lampung terutama Sekala Bekhak sejak jaman dulu, sebelum kehadiran adok Sultan dan Adok Pangeran.
Dibuktikan petutukhan atau pemanggilan menggunakan panggilan Pak Dalom, Ina Dalom, Tamong Dalom – Kajong Dalom, Anak Dalom – Nakan Dalom dan selanjutnya, di dalam SULTAN dan PANGERAN tidak mempunyai pemanggilan atau petutukhan yang jelas sehingga yang dipakai pedoman petutukhan yang ada di dalam Adok DALOM berarti adok Dalom yang dimiliki Orang lampung.
4. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian yang kami disebut disimpulkan bahwa
1. DALOM adalah gelar tertinggi di Sekala Bekhak di Lampung dan sebelum inggris/belanda menjajah, DALOM sudah ada di wilayah Sekala Bekhak
2. SULTAN ada pada kerajaan Islam, khusus yang dekat dengan Lampung adalah Banten.
Karena Lampung dibawah pengaruh Banten, maka para Dalom tersebut merasa Sultan lebih tinggi dari pada Dalom dan mereka ingin kedudukan yang sama. Maka mereka berlomba lomba siba ke Banten disamping belajar ilmu agama disamping minta pengakuan gelar Sultan, dan diturunkan sampai ke anak cucunya.
Tapi petutukhan tidak berubah tetap memakai petutukhan Dalom.
3. PANGERAN adalah gelar tertinggi yang ada dalam kerajaan pemerintah Inggris/belanda diteruskan belanda kepada para Sultan/Dalom atau Pesirah yang ada di sekala bekhak yg dianggap berjasa kepada pemerintah Inggris/belanda dan yang berjasa diberi penghargaan dengan gelar PANGERAN
Para dalom dan sultan atau pesirah dibuatkan (bisluit) Surat Keputusan nya oleh kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda
.
Contoh, Seperti di buay belunguh jurai umpu kuning pada masa pangeran Iro belunguh ke 7 bisluit dari pemerintah ingris, dan bisluit Keria Natarkusuma keturunan ke 11 di krui 8 juni 1784 dan waktu masa peralihan dari inggris ke belanda maka dibuat Bisluit baru pada krianatarkusuma dari pemerintah belanda dikeluarkan dari bengkulu 20 peb 1837
Kesimpulannya gelar tertinggi di Sekala Bekhak sebelum Islam masuk di Indonesia dan sebelum inggris/belanda menjajah adalah DALOM , begitu jaman inggris/belanda muncul PANGERAN karena kekuasaan tertinggi di inggris/belanda adalah PANGERAN, begitu islam masuk muncul gelar SULTAN
Sehingga ketiga adok itu sekarang disetarakan atau sama, tidak bisa dipisahkan antara SULTAN, PANGERAN, DALOM.(SPD) di panggilan atau petutukhannya sama sebab 7 tingkatan adok bermakna dengan 7 lekuk siger yang dipakai lampung saibatin , bila adok dirubah jadi 8 tingkatan adok: (1.Sultan-Pengeran, 2. Dalom, 3.Raja-adipati, 4.Batin, 5.Khaden, 6.Minak, 7. Kemas, 8. Mas), berarti siger berubah menjadi 8 lekuk berarti bukan sai batin lagi karena sudah berubah menjadi 8 adok.
Bila adok berubah menjadi 9 tingkatan adok, (1.Sultan, 2.Pengeran, 3. Dalom, 4. Raja-adipati, 5.Batin, 6.Khaden, 7.Minak, 8. Kemas, 9. Mas), berarti siger berubah menjadi 9 lekuk berarti bukan sai batin lagi kita sudah berubah memakai Siger pepadun
Jadi SULTAN /PANGERAN /DALOM merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dan masing-masing punya derajat dan kedudukan yang sama dan apabila seseorang yang sudah bergelar DALOM maka boleh juga disebut SULTAN dan boleh juga disebut PANGERAN. Atau digabung SULTAN PANGERAN DALOM (SPD)
Uraian diatas sekedar sejarah dan kronologis yang dapat diambil manfaat bagi siapa saja yang mau menggunakan atau memakai tatanan Adok yang ada oleh setiap komunitas adat, selama tidak menghilangkan atau merubah dari kesaibatinan, sehingga berdampak menimbulkan kelompok baru diluar SAIBATIN, PEPADUN akibat penambahan tatanan adok.
III.TANGGA NAIK TURUNNYA KEBESARAN ADAT DALAM
BUAY BELUNGUH BUMI AGUNG JUKHAI UMPU
KUNING DI LAMBAN
GEDUNG PAKUWON BELALAU LAMPUNG
BARAT :
1.
Bayang Khindul Sultan-> Adik
Sultan Pangeran Dalom yang nomor satu laki-laki, atau kalau tidak ada adik
Laki-laki maka Suami adik perempuan yang ngakuk adalah Pemapah yang langsung dapat mewakili
Saibatin apabila saibatin berhalangan hadir, sehingga bertanggung jawab
terhadap jalannya kerajaan , Bayang Khindul Sultan diangkat sebagai Raja ( Khaja
Dilom) yang tidak mempunyai anak buah.
2. Hihik Batin ->Orang yang kedudukannya pernah jadi Bayang Khindul, karena adanya penggantian saibatin maka berubah menjadi Hihik Batin, hanya saja bila dianggap perlu tambahan Hihik Batin maka bisa ditambahkan menjadi anggota team Hihik Batin, tergantung kebutuhan yang
diperlukan oleh Saibatin, apa bila Bayang Khindul Tidak bisa hadir mewakili
Saibatin maka salah satu Hihik Batin dapat mewakili yang berfungsi sebagai pemapah
saibatin dan segala kegiatan adat dapat disampaikan , Hihik
Batin adalah Raja Dilom dan tidak mempunyai anak buah, bertanggung jawab terhadap jalannya
kerajaan dan Hihik Batin memusyawahkan tentang masalah Kerajaan dan hasilnya dilaporkan pada Sultan Pangeran
Dalom untuk diputuskan.
3. Bayang Khindul Raja ->Orang yang kedudukannya pernah jadi Hihik Batin didalam Jukhai Umpu kuning termasuk adik Raja jukkuan yang nomor satu laki-laki atau kalau tidak ada adik Laki-laki maka Suami adik perempuan dengan adok BATIN termasuk Pemapah Raja yang langsung dapat mewakili Raja apabila Raja berhalangan hadir, sehingga bertanggung jawab terhadap jalannya kerajaan , Bayang khindul Raja diangkat Raja sebagai Batin Dilom yang kurang mempunyai anak buah lengkap.
4. Hihik Bani ->Orang-orang yang
pernah menduduki Bayang Khindul Raja dan
bertanggung jawab terhadap Raja yang anggotanya bisa lebih dari satu orang
tergantung kebutuhan yang diperlukan oleh seorang Raja ,apa bila Bayang Khindul Raja tidak bisa hadir mewakili raja maka dapat digantikan salah satu Hihik Bani dapat
mewakili Raja, Hihik Bani berfungsi sebagai pemapah Raja dan segala kegiatan adat dapat
disampaikan pada Hihik Bani, Hihik Bani adalah gabungan dari Batin adik nomor satu raja
yang tidak mempunyai anak buah (Batin Dilom) dan gabungan Hihik Bani luar yang mempunyai anak buah, Hihik Bani bertanggung jawab terhadap jalannya kerajaan dan Hihik Bani memusyawahkan tentang masalah Kerajaan dan hasilnya dilaporkan pada Raja untuk
diputuskan.
Kedudukan Bayang Khindul Sultan , Hihik Batin, Bayang Khindul Raja, Hihik Bani bisa berubah – ubah sesusai dengan penggantian atau dengan berubahnya Saibatin atau penggantian Raja.
Komentar
Posting Komentar